Suara Jember News, Jember – Kebudayaan pandhalungan yang ada di Kabupaten Jember merupakan sebutan dari masyarakat hibrida atau masyarakat dengan percampuran dua budaya dominan.
Di Kabupaten Jember, budaya pandhalungan adalah percampuran dari dua budaya yakni budaya Jawa dan Budaya Madura.
Baca Juga :J-Bershodaqoh Permudah Pelayanan Adminduk, Ini Respon Cepat Bupati Jember Hendy Siswanto
Kata pandhalungan sendiri berasal dari istilah Jawa yaitu dhalung yang artinya periuk besar dari logam. Maknanya adalah Kabupaten Jember menjadi kawasan besar yang menampung dua atau lebih kelompok etnik dan melahirkan budaya baru.
Penyebab adanya percampuran kedua kebudayaan ini adalah karena adanya komposisi dari migran Jawa dan migran Madura secara seimbang yang ada di Kabupaten Jember.
Baca Juga :AKBP Dr. Ihram Kustarto Kini Menjabat Kapolres Mojokerto, Gantikan AKBP Wahyudi
Sehingga penduduk Jember menjadi pemakai dwi bahasa yang berarti mereka merupakan pemakai bahasa Jawa yang dapat berbahasa Madura dan pemakai bahasa Madura yang dapat juga berbahasa Jawa.
Begitupun dengan kesenian pandhalungan yang bernuansa agraris dan keagamaan serta berhubungan dengan aspek-aspek keamanan dan kesejahteraan hidup petani seperti musik patrol, lengger, can macanan kadduk, singo ulung, kentrung, janger dan jaran kencak.
Sumber Berita : radarjember
dawa01
Berita Selanjutnya
Daop Jember prediksi hari ini puncak arus balik di sejumlah stasiun
Legislator DPRD Jatim akan Gelar Liga Sepak Bola BHS di Jember
Pakar kesehatan Unmuh Jember beri tips mudik Lebaran sehat dan aman
Antisipasi Laka Laut, Pengamanan Pesisir Pantai Selatan Jember Diperketat
Pemudik tujuan stasiun Daop Jember capai 103.944 orang
Pelaksanaan Shalat Idul Fitri di Kampus Unmuh Jember